UstadzFatih Karim dan Kepentingannya dalam Belajar Islam. Khalilullah-13/09/2021. Bagi Istri, Ridho Allah Itu Ada Pada Ridho Suami. Ahmad Khalwani-27/11 Yakni tentang jodoh, dan hijrah memantaskan diri. Belajar dari Felix, segmentasi pasar dari konten yang ingin dikampanyekan itu sangat penting. Di belahan dunia media sosial yang lain Berupayalebih kuat untuk mengikatkan diri pada aturan-aturan Allah dalam kehidupannya. 3. Menguasai ilmu pengasuhan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Karena sesungguhnya manusia terbaik adalah Rasul Muhammad yang terbukti telah sukses dalam mendidik keluarganya. 4. Menjadi ibu yang senantiasa ber-amar ma'ruf nahi munkar. LindungiDiri dari Ancaman pada Platform Online Gaming. Seorang pria memainkan game Honor of Kings di ponselnya di kawasan perbelanjaan dan perumahan Sanlitun, di Beijing, Cina, 25 Agustus 2021 (diterbitkan 26 Agustus 2021). Game online di China sangat populer di kalangan anak muda dan anak-anak, dengan banyak orang yang kecanduan game. Fast Money. Jum'at, 27 Zulqaidah 1444 H / 8 Maret 2019 2353 wib views Oleh Widya* Bulan Maret, bulan yang identik dengan wanita. Kenapa? Karena pada bulan ini diperingati Women International Day, yakni pada tanggal 8 Maret. Wanita, adalah makhluk Tuhan yang mulia. Mereka memiliki peran yang tidak akan tergantikan oleh pria hebat sekalipun. Islam sangat memuliakan wanita, ketika ia bersama orangtua dan menjadi anak yang sholeha, ia menjadi jalan pembuka surga bagi orangtuanya. Ketika menikah dan menjadi istri, ia pun berperan menentukan surga neraka suaminya. Ketika menjadi ibu, ada yang mengatakan surga di bawah telapak kakinya. Penghargaan terhadap peran ini diberikan oleh Rasulullah SAW yang menempatkan sikap bakti anak lebih utama terhadap ibu daripada ayah. “Seseorang pernah datang dan bertanya kepada Rasulullah SAW, 'siapa yang lebih diutamakan untuk menerima perbuatan baikku?', Nabi menjawab, 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Ibumu', 'Setelah itu siapa lagi?', 'Bapakmu'" HR Mutafaq alaih. Peran seorang ibu sangatlah agung. Ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anaknya dengan kepayahan. Peran penting lainnya ialah ibu sebagai pencetak generasi masa depan, dari rahimnya kelak melahirkan generasi masa depan cemerlang dan gemilang untuk dapat memberikan peran terbaik bagi peradaban. Ibu pula yang akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu pula lah yang memiliki peran untuk mengelola rumah tangga suaminya. Rasulullah bersabda, “Seorang wanita adalah pengurus rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepengurusannya” ...Sungguh mulianya wanita. Tak perlu ide kesetaraan gender, tak perlu menuntut emansipasi. Allah muliakan wanita sesuai fitrahnya. Lantas, kenapa masih mencari selain islam dalam memuliakan wanita? Perempuan yang menyadari aktivitas ini, akan memantaskan diri untuk menjadi seorang ibu yang hebat. Karena di pundaknyalah tanggung jawab sebagai pilar peradaban. Sebagaimana kita ketahui pilar adalah sandaran. Ibu tempat bersandar suami dan anak-anaknya. Maka, para ibu haruslah kuat baik secara fisik maupun psikis. Bagaimana para ibu memantaskan diri menjadi pilar peradaban? Berikut beberapa cara yang bisa dicoba 1. Berusaha menjadi Muslimah yang berkepribadian tangguh. Maka, agar mendapatkan ketangguhan tersebut sekalipun telah menjadi ibu, ia tidak akan meninggalkan aktifitas tholabul ilmi’ dalam rangka terus meng-upgrade diri untuk menjadi pribadi yang benar di hadapan Allah. 2. Menjadi muslimah yang bertaqwa, sebagaimana disebutkan dalam Al-Hujurat 13, yang artinya, "Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.” Para ibu akan menyadari betul bahwa penilaian Allah di atas segalanya. Ia akan berusaha maksimal melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Berupaya lebih kuat untuk mengikatkan diri pada aturan-aturan Allah dalam kehidupannya. 3. Menguasai ilmu pengasuhan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Karena sesungguhnya manusia terbaik adalah Rasul Muhammad yang terbukti telah sukses dalam mendidik keluarganya. 4. Menjadi ibu yang senantiasa ber-amar ma’ruf nahi munkar. Seorang ibu yang memiliki visi bagaimana menjadi pilar peradaban tidak akan bersikap egois. Dia tidak hanya berpikir bahwa hanya diri dan keluarganya saja yang terdidik dengan benar menurut Allah, tapi ia juga akan berupaya untuk mendidik masyarakat. Ia sadar bahwa lingkungan di sekitarnya juga berpengaruh pada pendidikan anak-anaknya, maka ia pun peduli untuk menjadikan lingkungan di sekitarnya menjadi lingkungan yang baik. Ibu yang peduli terhadap masa depan generasi, maka ia pun akan berkiprah sesuai dengan keahliannya dalam membangun peradaban. Peran wanita, peran ibu sebagai pilar peradaban sejatinya merupakan kerja besar dan berat. Maka, hendaklah kita senantiasa melibatkan Allah dalam menjalani perannya. Allah Swt berfirman, “..Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar.” QS. Ali `Imran [3] 173. Sungguh mulianya wanita. Tak perlu ide kesetaraan gender, tak perlu menuntut emansipasi. Allah muliakan wanita sesuai fitrahnya. Lantas, kenapa masih mencari selain islam dalam memuliakan wanita? Tak cukupkah tinta hitam sejarah menggambarkan kecacatan selain Islam dalam memandang wanita dan memperlakukannya? Sudah saatnya kita kembali pada fitrah kita, fitrah iman dan islam yang hakiki. Memeluk islam secara kaffah, menerapkannya dalam sendi-sendi kehidupan kita. Wallahu alam. rf/ Penulis adalah founder Komunitas Muslimah Menjahit dan Storytellingclub. Ilustrasi Google Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk. Cinta adalah suatu perasaan yang Allah ciptakan pada manusia. Perasaan cinta ini bisa membuat seseorang yang sedang jatuh cinta ini melakukan apa saja. Membicarakan persoalan cinta, yang langsung terngiang mungkin adalah cinta kepada sesama manusia. Padahal ada cinta yang jauh lebih tinggi dari itu, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya itulah cinta yang patut diagung-agungkan. Bukan hanya cinta kepada sesama makhluk ciptaan Allah saja. Maka dari itu, perasaan cinta ini perlu dijaga supaya tidak membawa diri kita kepada hal – hal yang tidak baik. Baca Menikah Tanpa CintaIbnu Qayyim Al Jauziyah yang merupakan seorang ulama yang mengajarkan kita bahwa cinta itu memiliki 4 kekuatan. Dan cinta merupakan sesuatu yang datang melalui 4 sebab, yaitu Islam tidak mengenal cinta buta. Karena dalam islam, kita diminta untuk berilmu telebih dahulu. Orang yang berilmu berarti orang yang yakin. Karena keyakinan datang dengan ilmu. Sehingga tahapan yakin itu ada “Ilmul Yaqin”, “Ainul Yaqin”, dan “Haqqul Yaqin”.Mencintai dengan ikhlas. Setelah keyakinan dimiliki maka akan terasa ikhlas dengan sendirinya. Orang yang mencintai seseoang tanpa keikhlasan dalam mencintai maka itu sesuatu yang bohong dalam mendatangkan kejujuran. Kejujuran inilah yang akan membuahkan cinta ini akan menelurkan 2 hasil yang bernama Inqiyad dan Qabul. Yang dimaksud dengan dua hal ini adalah orang yang mencintai ini akan tunduk dan patuh kepada yang perasaan cinta yang dirasakan manusia ada tingkatannya. Dan hendaknya kita memposisikan perasaan cinta ini dalam hidup kita. Rasa cinta yang muncul pada diri manusia ini memang terkadang membingungkan, terutama masalah cinta yang ada pada sesama manusia. Namun, sebaiknya kita juga membawa cinta ini menjadi ketakwaan dengan cara memposisikan perasaan cinta dalam diri kita. Baca Cara Agar Hati Tenang Dalam Islam.Cinta Kepada AllahRasa cinta kepada Allah harus yang paling besar dan paling banyak. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan Dzat yang tidak ada bandingannya. Bentuk kecintaan kita kepada Allah tentu adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Seperti Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada surat Az- Zariyat ayat 56 berikut وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.Bentuk ibadah kepada Allah yang bisa kita lakukan adalah melaksanakan ibadah sholat, menjalankan puasa, melaksanakan ibadah haji, dan masih banyak ibadah lainnya yang disyariatkan oleh Agama Islam. Baca Penyebab Amal Ibadah Ditolak Dalam IslamHal mengenai ibadah ini juga ada di dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al- Baqarah ayat 21 berikut يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”baca jugaCinta Menurut IslamCara Menghilangkan Rasa CintaDoa untuk mendapatkan Jodoh dalam IslamRindu dalam IslamKisah Cinta Nabi YusufCinta Kepada RasulRasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam membekali umat muslim dengan Al – Qur’an dan Hadits yang diturunkan kepadanya. Sehingga, mukjizat yang ada pada Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam ini bisa menjadi pedoman dan petunjuk umat islam sepeninggal Beliau. Bentuk cinta kepada Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam ini adalah mengikuti sunnahnya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan wahyu kepada nabi – nabi sebelumnya dan ajaran-Nya telah disempurnakan melalui Agama Islam yang disebarkan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. Maka hendaknya sebagai wujud cinta kepada Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam ini, kita mengikuti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam selama apa saja yang dikerjakan oleh Rasulullah dan ditinggalkan oleh Rasulullah adalah perintah langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Salah satunya adalah dengan menikah dan membaca Al – Qur’an. Namun, begitu ada juga pernikahan yang dilarang dalam islam yaitu pernikahan beda agama. Masih banyak juga sunnah Rasulullah yang bisa dipelajari karena sudah jelas dan diketahui manfatnya, seperti manfaat membaca Al- Qur’an dalam kehidupan. Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam merupakan Suri Tauladan, karena walaupun ajaran yang dibawanya sudah ribuan tahun, namun tetap bisa diaplikasikan di zaman modern seperti sekarang. Baca Sunnah Rasul Malam Jumat.baca jugaKeutamaan Cinta Kepada RasulullahCara Mendapatkan Jodoh menurut IslamMahar Pernikahan dalam IslamCara Menjaga Hati Sebelum MenikahKriteria Calon Istri yang Baik Menurut IslamCinta Kepada Ciptaan AllahCinta yang berada pada urutan terakhir ini adalah cinta pada ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Cinta kepada ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini juga termasuk kepada cinta kepada orang tua, cinta kepada pasangan, cinta kepada anak – anak dan cinta kepada makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang lainnya. Seorang wanita yang sedang jatuh cinta biasanya lebih banyak diam. Sehingga perasaan ini tertahan dalam hatinya sendiri. Apabila seorang wanita sedang merasakan jatuh cinta, alangkah baiknya melakukan hal PandanganKetika berpapasan dengan seseorang yang dikagumi bukan berarti kita tidak boleh melihat satu sama lain. Namun hendaknya hindari tatapan yang berlebihan yang bisa menimbulkan hawa Dan Memperbaiki DiriDoa merupakan obat dari segala urusan. Maka apabila seorang wanita atau laki – laki yang sedang jatuh cnta hendaknya lebih sering mengingat Allah dan meminta petunjuk yang terbaik. Dalam masa penantian ini pun bisa diisi dengan memperbaiki dan memantaskan diri agar mendapatkan jodoh yang terbaik. Karena pada dasarnya jodoh adalah cerminan diri. Mencari jodoh dalam Islam bisa dimulai dengan memperbaiki dan memantaskan diri. Karena wanita yang baik untuk laki – laki yang baik. Wanita yang keji untuk laki – laki yang keji. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat An- Nur ayat 36 “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.”Menemui Wali Dan MelamarTidak ada salahnya untuk wanita muslimah melamar terlebih dahulu pria yang ia sukai. Bahkan sebelumnya telah ada contoh dari Siti Khadijah Istri Rasulullah yang meminta karyawannya pada saat itu untuk mengawasi Rasulullah. Setelah mengawasinya, Siti Khadijah pun yakin bahwa Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam adalah orang yang tepat. Kemudian Siti Khadijah meminta bantuan sahabatnya untuk menemui Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam agar mau menikahinya. Hal ini merupakan salah satu bentuk ketegasan seorang muslimah ketika merasakan cinta dalam diam. Baca Menikah Muda Menurut IslamDemikian penjelasan terkati cinta dalam diam menurut islam. Karena pada dasarnya, cinta akan datang sendirinya sesuai kehendak sang maha cinta. “Capek Kuliah, Pengen Nikah ajah”, “Capek kerja, pengen nikah ajah”. Kata-kata ini sering kita dengarkan atau bahkan kita sendiri mengucapkan ketika sudah lelah dengan aktivitas perkuliahan; tugas-tugas dari dosen yang menumpuk; dan banyak masalah atau kerjaan dari kantor. Seakan akan setelah menikah semua masalah akan selesai dan berakhir dengan pernikahan. Salah satu yang memicu hal ini ialah romantisasi pasangan suami istri di sosial media atau para selebgram yang memamerkan kemesraan bersama pasangannya sehingga ada stereotip “couple goals” yang didefinisikan oleh masing-masing muda-mudi saat ini. Hal ini memicu banyak anak muda yang dengan mudah ingin menyelesaikan masalahnya dengan menikah tanpa mengetahui hakikat dari pernikahan. * Pernikahan merupakan hal yang sakral dan suci sehingga dalam Al-Qur’an disebut mi tsaqan ghali zan atau perjanjian yang kokoh. Ketika ada keinginan dari dalam diri untuk menikah baiknya bagi calon suami dan istri untuk memantaskan diri bukan hanya mempersiapkan pernikahan. Mempersiapkan pernikahan lebih kepada mengulik-ulik tentang vendor pernikahan untuk mewujudkan “wedding dream”, MUA make up artist siapa yang akan digunakan, fotografer pernikahan, souvenir, dan perintilan nikahan lainnya. Sedangkan memantaskan diri lebih kepada persiapan secara lahir dan batin sebelum memasuki bahtera rumah tangga. Memantaskan diri bisa menjadi salah satu usaha untuk menjemput jodoh. Memantaskan diri sangat bisa dimulai sebelum kita bertemu dengan jodoh kita. Firman Allah dalam An-Nur ayat 26 yang berarti “Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula”. Dari ayat ini meyakinkan kita bahwa Allah Swt pasti memberikan pasangan yang setara dengan diri kita sendiri. Jika seorang laki-laki menginginkan calon pendamping hidupnya ialah seorang yang ahli Qur’an berarti ia juga sudah berusaha menjadi seorang ahli Qur’an. Jika seorang perempuan menginginkan calon pasangan hidup yang berwawasan luas, berarti ia juga sedang berusaha untuk memperluas wawasannya. Sehingga untuk menikah bukan hanya melengkapi syarat dan rukun nikah tetapi dari jauh sebelumnya telah memantaskan diri untuk menikah. Langkah Memantaskan Diri Sebelum Menikah Pertama, dimulai dari memahami diri sendiri. Sebelum ada orang lain yang ingin kita pahami, cintai, dan sayangi yatu seorang suami. Hendaknya kita memahami diri sendiri terlebih dahulu. Menurut Koentjoro, memahami diri sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam diri maupun dari luar. Beberapa orang dapat mengenali dirinya dengan baik, namun bagi sebagian yang lain belum mengetahui dan memahami dirinya. Salah satu Teknik untuk mengenali diri sendiri digagas oleh Joseph Luft dan Harrington Ingham dengan mengembangkan konsep Johari Window dengan membagi diri menjadi 4 bagian. Empat bagian tersebut yaitu bagian publik public area ialah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh dirinya dan orang lain; bagian buta blind area ialah bagian yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui dirinya; bagian tersembunyi hidden area ialah bagian yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui orang lain; dan bagian yang tidak disadari unconscious area ialah bagian yang tidak diketahui baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Tetapi ketidaksadaran ini kemungkinan bisa muncul. Kedua, memantaskan persiapan mental dan mengelola emosi. Setelah menikah yang dihadapi bukan hanya suami melainkan beserta keluarganya. Akan banyak sekali watak orang yang kita temui dalam diri suami maupun keluarganya yang mungkin saja akan menguras emosi. Setidaknya dengan mempersiapkan dan belajar mengelola emosi sebelum menikah kita mengetahui bagaimana cara diri kita menyikapi suatu masalah, bagaimana cara self healing ketika menghadapi suatu masalah dalam rumah tangga. Ketiga, memantaskan ilmu. Sebelum menikah tidak ada salahnya kita mulai membaca ilmu ilmu dalam pernikahan, ilmu parenting, manajemen konflik dalam rumah tangga, edukasi tentang seks. Di tengah dunia yang serba canggih, ilmu pun bisa diakses dengan gratis melalui tayangan youtube, kajian-kajian virtual, dan ebook parenting yang tersedia di perpustakaan online. Setidaknya mempunyai bekal lebih baik daripada tidak ada bekal sama sekali. Dengan begitu, para calon suami dan istri sudah memiliki gambaran hal-hal apa saja yang terjadi di dalam rumah tangga. Keempat, persiapan keterampilan dasar. Berumah tangga bukan hanya pemenuhan kebutuhan biologis saja. Akan tetapi di dalamnya dibutuhkan kerja sama berbagi peran antara suami dan istri. Setidaknya untuk para calon suami dan istri sudah memiliki keterampilan dasar sehingga kerja sama dapat terwujud antara keduanya. Keterampilan dasar yang dimaksud seperti memasak. Memasak jangan diartikan sebagai memasak opor ayam, gulai, rendang, dan masakan yang penuh dengan rempah-rempah lainnya. Dimulai dari belajar memasak untuk hal-hal yang sederhana seperti memasak air, menggoreng atau merebus telur, menanak nasi, atau bahkan memasak mie instan. Hal ini bisa menjadi skill bertahan hidup ketika mengarungi bahtera rumah tangga. Selain itu mencuci pakaian sendiri, bersih-bersih rumah atau kamar, menjahit dan lain sebagainya. * Memantaskan diri dengan mempersiapkan diri lahir dan batin juga termasuk salah satu ikhtiar untuk menjemput jodoh. Quraish Shihab juga mengatakan bahwa jodoh itu perlu dijemput tetapi dengan memperhatikan batasan-batasan yang ditetapkan oleh agama dan budaya. Di samping berusaha memantaskan diri dengan melakukan berbagai macam persiapan di atas, tetap tak luput diselingi dengan senjata terbaik bagi seorang muslim yaitu doa. Salah satunya dengan doa “Rabbana hablana min azwajina wa zurriyyatina qurrata a’yun wa ja’alna lilmuttaqi na imama” Artinya, “Ya Tuhan kami, anugerakanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” Sehingga tidak perlu menjadi beban apabila jodoh belum nampak, mungkin Allah tahu kamu belum pantas sehingga Allah memberikan waktu kamu untuk memantaskan diri, sebelum Ia datangkan jodoh sesuai dengan yang kamu ikhtiarkan. Mahasiswi Magister Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang tertarik pada isu-isu hukum keluarga.

memantaskan diri dalam islam